Otniel Tasman
Otniel Tasman adalah koreografer muda yang praktik artistiknya sangat berakar pada tradisi Jawa, terutama tradisi Banyumas, kota kelahirannya. Tasman sedang menjajaki Tradisi Lengger Banyumas, sebagai bahasa ibunya. Itu memberinya pengalaman dalam memahami setiap kejadian dalam hidupnya dan menginspirasinya dalam menciptakan karya. Keunikan Lengger ditarikan oleh laki-laki, mengenakan kostum perempuan dan make-up, penari yang biasa dikenal sebagai Lengger Lanang (Male Lengger). Otniel sedang mengeksplorasi banyak ide berdasarkan identitas gender Lengger Lanang, dan koreografi secara kontemporari untuk karyanya.
Karya-karya yang telah dibuatnya, antara lain Rohwong (2010), Angruwat (2010), Mantra (2012), Looping Back Mantra (2012), Barangan (2013), Lengger Laut (2014), Penantian Dariah (2015), dan Stand Go Go (2017), Noseheorit (2018), Entrance (2019), Amongster Voyage of Lengger (2020), dan Nyawiji (2021).
Otniel menyelesaikan pendidikan di Institut Seni Indonesia Surakarta (2013). Ia juga membangun Otniel Dance Community (2012) dan telah menggarap beberapa karya kolaborasi dengan seniman nasional dan internasional, seperti Ming Wong (Jerman), Daniel Kok (Singapura) ), Arco Renz (Jerman), Maxine Happner (Kanada), Hanafi Muhammad (Indonesia), dan Garin Nugroho (Indonesia).
