Ep 3: Metaphorical Sites #1 – LAND “Another Land to The Utmost Happiness”, 2021
En Id Pt
Menu

Kami merekomendasikan menonton lewat Vimeo. Silakan menonton lewat Youtube jika layanan Vimeo diblokir di wilayah anda.

Info

Ep 3: Metaphorical Sites #1 – LAND “Another Land to The Utmost Happiness”, 2021

Jessica Ayudya Lesmana
Durasi film: 31:22

Dalam karya performans teatrikal, berjudul Another Land to The Utmost Happiness (2021), Jessica Ayudya Lesmana memprovokasi anggapan-anggapan mayoritas mengenai nama. Secara sistemik menjadi label identitas setiap orang, nama pada dasarnya bersifat politis ketika dilekatkan pada subjek, sedangkan subjek yang bernama sering kali juga dinilai berdasarkan ruang-ruang yang menentukan bagaimana identitasnya dipersepsikan secara sosial. “Nama Lahir” (nama yang diberikan ketika lahir; secara administratif tercantum dalam kartu identitas) dan “Nama Hidup” (nama yang dipilih dan digunakan oleh subjek transpuan sehari-harinya), adalah dua konsep yang tak pernah lepas dari alur kehidupan transpuan karena keduanya merepresentasikan konflik yang mengiringi hari-hari mereka. Adanya dua konsep ini juga menunjukkan bagaimana lembaga-lembaga sosial dalam sistem masyarakat bekerja secara represif terhadap kelompok-kelompok marjinal, serta bagaimana subjek-subjek marjinal kerap berupaya mensiasati represi tersebut.

Jessica menarik hubungan antara latar belakangnya sebagai transpuan (yang mesti berhadapan dengan kenyataan tentang perjuangan atas hak untuk memiliki nama dan menerabas label-label yang selama ini melekat padanya), dengan identitas lokasi pantai Parangkusumo (salah satu lokasi tempat sejumlah kelompok transpuan mempertahankan hidup dan posisi sosialnya). Refleksi artistik atas hubungan ini dilakukan dalam rangka membangun narasi tentang pembebasan diri dari belenggu sosial. Jessica memanfaatkan elemen-elemen visual di lokasi, mulai dari sampah-sampah yang menumpuk, pasir, hingga pemandangan di tepi pantai, serta respon teatrikal yang ia lakukan terhadap elemen-elemen tersebut, sebagai metafora perjalanan identitas transpuan.

Karya ini merangsang suatu pengamatan tentang bagaimana minoritas punya potensinya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan di atas tanah yang selama ini didominasi oleh wacana mayoritas dan dilestarikan dalam hubungan kekuasaan yang timpang. Another Land to The Utmost Happiness adalah sebuah perayaan, sebuah afirmasi, atas kenyataan-kenyataan tersebut, sebagai cara untuk menggapai suatu katarsis tertentu.